Penulis: Tim Redaksi – 3 September 2025 – Kategori berita
“Operasi ini merupakan bagian upaya berkelanjutan TNI AL menutup ruang gerak kelompok separatis dan memulihkan rasa aman bagi masyarakat,” ujar Komandan Satgas, Letkol Mar Aris Moko. Operasi penggusuran markas OPM di Maybrat berawal dari laporan intelijen yang berhasil mengidentifikasi lokasi-lokasi yang digunakan sebagai basis oleh kelompok bersenjata. Setelah pemantauan, tim Marinir melakukan pengepungan terkoordinasi terhadap lima titik yang dikenal sebagai markas “kaki seribu”.
Aksi dilaksanakan dengan pendekatan hati-hati untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil. Menurut laporan lapangan, penguasaan markas berhasil dilaksanakan tanpa menimbulkan korban dari pihak TNI AL. Sejumlah tersangka dan barang bukti diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Keberhasilan Marinir TNI AL merebut markas OPM memberi sinyal bahwa upaya pemulihan keamanan di Papua Barat Daya sedang berjalan. Penguasaan basis-basis kelompok separatis mengganggu kapasitas operasional OPM, mempersulit logistik, serta membatasi kemampuan kelompok tersebut melakukan serangan terhadap pos-pos TNI atau mengintimidasi warga.
Dari perspektif strategis, operasi ini memperkuat koordinasi antara unsur militer, aparat keamanan daerah, dan tokoh masyarakat. Namun, sumber daya intelijen dan pendekatan hukum tetap menjadi kunci agar operasi tidak hanya bersifat reaktif, melainkan berujung pada stabilitas jangka panjang dan program deradikalisasi.
Barang bukti yang disita akan didokumentasikan dan diserahkan ke satuan penyelidik untuk proses forensik dan penyidikan. Penanganan bukti dilakukan sesuai prosedur hukum agar dapat menjadi basis dalam proses peradilan. Penegak hukum juga akan mengidentifikasi jalur pasokan senjata rakitan dan alat logistik yang digunakan kelompok separatis.
Pemeriksaan terhadap telepon genggam dan perangkat komunikasi diharapkan membuka jaringan pendukung OPM, termasuk sumber pendanaan dan rute pengadaan perlengkapan. Hasil penyidikan diharapkan memperkuat penuntasan kasus dan pencegahan terjadinya kembali aktivitas separatis.
Selain aspek keamanan, operasi yang menarget markas OPM berdampak langsung pada masyarakat setempat. Keberadaan kelompok bersenjata biasanya menimbulkan trauma, gangguan ekonomi, dan pembatasan akses layanan publik. Oleh karena itu, pemulihan sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pasca-operasi.
Program pemulihan di antaranya: bantuan darurat, pemulihan infrastruktur lokal, fasilitasi dialog antarkomunitas, dan penguatan peran tokoh adat. Pendekatan komprehensif ini dimaksudkan untuk mengurangi ruang bagi ideologi separatis dan memulihkan kegiatan ekonomi warga.
Pihak TNI AL menegaskan operasi akan berlanjut selama masih ditemukan aktivitas separatis yang mengancam keamanan. Pernyataan resmi Satgas menekankan komitmen mengamankan wilayah perbatasan dan kawasan rawan agar masyarakat dapat beraktivitas normal tanpa intimidasi.
Komitmen TNI: Tidak memberi ruang bagi separatis; mengutamakan keselamatan warga dan penegakan hukum yang berkeadilan.
Mengusir kelompok bersenjata dari markas bukan akhir dari pekerjaan. Tantangan jangka panjang meliputi: membongkar jaringan logistik, mengatasi akar masalah sosial-ekonomi yang menjadi ruang tumbuhnya separatisme, serta membangun kepercayaan antara warga dan negara.
Selain itu, penting bagi pemangku kebijakan untuk menggabungkan pendekatan keamanan dengan program pembangunan—seperti peningkatan layanan pendidikan, ekonomi lokal, dan kesempatan kerja—agar dampak operasi bersifat transformatif.
Keberhasilan prajurit Marinir TNI AL merebut markas OPM di Maybrat menjadi salah satu langkah penting dalam upaya memperkuat stabilitas Papua Barat Daya. Namun, operasi bersenjata harus diikuti kebijakan komprehensif yang menyeimbangkan penegakan hukum, perlindungan warga sipil, dan program pembangunan sosial. Hanya dengan pendekatan terpadu itu keamanan dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud secara berkelanjutan.
Kronologi Operasi: Dari Intelijen ke Aksi Lapangan
Barang Bukti yang Diamankan
Tabel Statistik Operasi Marinir di Markas OPM
Aspek Operasi
Rincian
Tanggal Operasi
1 September 2025
Lokasi
Muara Oasin, Sungai Kamundan Bawah, Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat
Unit Pelaksana
Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 10 Marinir/SBY Gobang IV
Jumlah Markas Dikuasai
5 titik markas “kaki seribu”
Barang Bukti Disita
Senpi rakitan, busur & panah, senjata tajam, HP, panel surya, accu, perahu ketinting, atribut OPM
Motif Aktivitas OPM
Serangan terhadap Posramil Kisor & Pos Bosha; intimidasi terhadap warga
Kondisi Korban
Laporan awal: tidak ada korban dari pihak TNI AL; proses verifikasi terkait korban sipil masih berlangsung
Implikasi Operasi terhadap Stabilitas Wilayah
Langkah Keamanan Lanjutan
Aspek Hukum dan Penanganan Barang Bukti
Dampak Sosial dan Upaya Pemulihan Masyarakat
Respons Pihak Keamanan dan Pernyataan Resmi
Analisis: Tantangan Jangka Panjang
Penutup